Komentar saya pada kolom koment di postingan tentang mbah aboe. Kangen..

Literasi..
Memajukan generasi..
Generasi yang penuh orasi tapi bukan janji..
Yang lebih berisi tapi tidak basi..
Lebih suka baca puisi daripada duduk didepan tivi..
Melihat tradisi politisi yang tak berisi saling berjanji..
Selalu sok ahli tapi kok bauk tai..
Sekali lagi, cukup beri kami literasi..
Bukan insfrastustur dari dana haji atau sekedar berita bom panci ..

Mohon doa untuk kami ..
Semoga FMM – Malang bisa membawa “Literasi Perubahan” ..aamiin.

Wanita Second Sex

Dunia sudah terbalik, wanita tak lagi menggoda. Kini engkau tidak dinilai
dengan rohani mu, tapi kinerjamu yang menjadi daya tarik. Menyusui, mendidik
dan menyanyangi ialah sejatinya kodratmu. Engkau padai, engkau memang kuat
tapi biarkan kuatmu pandaimu untuk mendidik bukan membidik. Biarkan kami
lelaki tetap memegang status menjadi mahluk yang tertinggi, karena kau
hanya lebih layak untuk menjadi surgawi dan kenyataan bentuk dari
kasih sayang Tuhan pada kami.

August dan Kepentingan Mengingat

 

Iya, kamu sekarang lebih baik..
Bukannya aku kehilangan daya tarik,
tapi pikiran ini yang tak menarik..
Bukannya memilih yang lebih cantik atau hanya sekedar bisa goyang itik..
Lihatlah dirimu kini tampil dengan indentik muslim yang cantik..

August selalu punya cerita menarik,
antara aku kamu dan segala hal yang berbau mistik..
Karena ini bulan yang cantik dan sedikit lebih terik..
Ini aku, kamu pasti mengerti aku banyak punya intrik,
dan gaya yang nyentrik..
Karena bukan gayaku menampilkan ingatan ini pada publik..

Pikiranku tentangmu tidak gampang untuk kau petik,
karena yang kugoda bukan egomu, tapi intisarimu yang cerdik..
Pikir lagi aku ini bukannya menganggap harimu tidak menarik,
tapi tafakur dengan Tuhan Yang Maha Asik lebih menggelitik..
Buatlah pikiran ini mengingat kisah cantikmu yang enerjik,
bukan kado yang penuh dengan pernak pernik..

Ampena 3 August 2017-

			

Gadis Tengah

Kau yang ditengah...
Posisimu menawan, komposisimu sumringah..
Karena melihatmu bikin jejah,
Bukan karena kau gagah, tapi pipimu yang merah..
Dan senyummu yang megah..

Oh iya, hati- hati dalam melangkah pintaku..
Bukan karena gayamu yang mewah,
Atau senja ditepi sawah..
Tapi karena iman kami ini yang lemah..
Menatapmu dari atas hingga kebawah..
Nikmat layaknya duren kebelah.

Pesanku untukmu, jadilah wanita pasrah...
Pasrahkan hatimu mencintai ALLAH tanpa kenal lelah..
Jangan sempurna tapi jadi yang solehah
Karena keadaan terbaik adalah mati, 
mati dalam keadaan khusnul khotimah..
Teruntuk, yang duduk manja ditengah

Untukmu Pram

imagePemikiranmu tak dapat diagungkan
Walaupun menyeru kebebasan dan adil
Karena ku punya yang lebih agung
Maha hidup, Maha awal dan Maha akhir..

Tapi kau sungguh sakti..
Karena pikiranmu adil apalagi perbuatanmu
Kau juga menulis,
Karena itulah aku pribadi mempertimbangkanmu,
bukan hanya sebagai manusia baik..
Tapi berguna untuk manusia baik lainnya...

Putra Putri Pertiwi Dijual?

Topi baja telah lama tak menakuti
Tapi kenapa anak pertiwi seperti dilahap?
Diatas tanah becek kotor dan busuk
Tak tau mau berbuat apa?
Karena bingung ini bangsa milik siapa?
Apakah ini tanah air beta?
Atau beta hanya bisa pamer dada...
Seperti bangsa kulit putih...

Oh ayah aku piatu...
Putra putri yang tak tau bangsanya...
Tidak tau rakyatnya..
Ayah, apakah kau mati?
Atau kau menjadi pelacur kulit putih?
Ataukah kau pelacur mata sipit itu?
Katakan pada kami
Kami ini anak siapa?

Kami ini putra putrimu,
Bukan putra putri mereka yang kau jilati...
Didada ini kau tulis janji,
"Dari rakyat untuk rakyat"
Aku bertanya padamu ayah..
Rakyat yang mana, yang kau tindas?
Bangsa yang mana, yang kau khianati?
Tanah air yang kau kotori dengan kencingmu?
Atau ibu pertiwi yang kau biarkan diperkosa?

Oh ayah, kau seperti tidak mengenal mereka saja...
Mereka biadad, bar- bar, dan tak ada cerita menarik tentang mereka ...
Tak terkecuali kau tuli wahai ayah..
Karena kakek tua selalu bercerita tentang aroma busuk mereka...
Dan Nenek pun mati karena aroma busuk mereka!!

My music says ;

Apakah penting pendidikan? ataukah kita hanya butuh inspirasi?

“Karena secara dialektis pendidikan bukanlah kunci transformasi tetapi transformasi itu sendiri bersifat mendidik.” Paulo Freire

PHILO dan Sophie

Itu bisa cinta itu juga bisa ingin
Sophie, sesuatu arti yang sungguh bijak
Aku hanya rakyat yang philo
Bukan, sepertimu yang tidak sophie bagi kami...

Kami berpikir mencari hakekat sesuatu
Apakah itu tingkah lakumu...
Atau hanya sekedar kunjungan kerjamu,
Akhirnya kami bertanya apakah kau bemoral..

Sophie itu artinya kebijaksanaan 
Ya, begitulah seharusnya kau bertindak..
Jangan sampai tuli, jangan sampai kau hiraukan..
Ingat, kami dimana- mana, dan kami berpikir!

Selasa 16:09 WIB, FH UB B.23

Ngopi Kritis “Negeri Dalam Tanda Tanya”

img_2994

Malam ini teman- teman “Ngopi Kritis” take video di Pasar Besar, pembacaan puisi yang dilakukan oleh Saudara Aspari Prayudi ( Hap ).

Berikut inilah puisi yang dibacakan oleh saudara Hap :

NEGERI DALAM TANDA TANYA

Hey Bung, engkau tau negeriku negeri yang bertuhan
Dengarlah, setiap hari rakyatnya mengagungkan nama-Nya
Memuji kebesaran-Nya, meyakini kebesaran-Nya
Tetapi mengapa, masih banyak rakyatnya seolah tak ber-Tuhan
Lihatlah kejahatan yang terjadi Bung,
Berapa banyak anak-anak yang diperkosa
Berapa banyak nyawa terbuang percuma,
Tikam menikam dengan saudara sendiri,
Pelaku korupsi semakin tak terkandali,
Ooh negeriku…

Hey Bung, engkau tau negeriku negeri demokrasi
Negeri yang berdiri diatas kebebasan asasi
Tetapi mengapa, hingga detik ini masih terjadi diskriminasi
Para pejuang kemanusiaan dikriminalisasi
Para pejuang kebebasan hilang tanpa diadili
Dimanakah mereka berada hingga detik ini
Benarkah, mereka yang hilang telah mati
Oooh negeriku…

Hey Bung, engkau tau negeriku negeri yang menjungjung toleransi
Lihatlah, melalui mimbar- mimbar suci diajarkan saling mengajarkan
Mereka ditanamkan untuk saling menghormati
Tetapi mengapa, hingga detik ini masih terjadi konflik antar anak negeri
Rumah- rumah Tuhan dibakar dan dihancurkan
Lihtlah, pemimpin negeri ini hanya berdiam diri
Mereka sibuk berdebat tanpa langkah yang pasti
Ooh negeriku…

Hey bung, egkau tau negeriku yang berkeadilan
Di setiap orasi berbicara kemakmuran
Disetiap orasi menjual janji- janji mewujudkan kesejahteraan
Tetapi mengapa, sampai detik ini masih terjadi kesejangan
Lihatlah, berapa banyak rakyatnya pengangguran
Orang- orang pintar disingkirkan
Hak- hak rakyat miskin termajinalkan
Ooh negeriku…

Bung, dalam gelisahku aku selalu bertanya
Mungkinkah, TRISAKTI Bung Karno akan menjadi nyata?
Ataukah sebaliknya, akan menjadi duka selamanya..
Ooh negeriku…

PENULIS : JOHAN RAHMATULLOH,S.H.,M.H

Semoga Ngopi Kritis bisa selalu berkarya, dan menjadi orang- orang yang selalu memberikan penyegaran ingatan terhadap kami tentang betapa buruknya kondisi Ibu Pertiwi saat ini.

 

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑